Kenapa
Bangsa Indonesia Dulu Sangat Unggul?
Tahukah
Anda?
Ini adalah
perbedaan besar antara anak SMU jaman Sukarno Hatta dengan anak SMU sekarang.
1. Di masa
penjajahan Belanda, seorang anak SMU (HBS, Hogere Burger School) menguasai 4
bahasa sekaligus, Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman.
2. Selama
tiga tahun masa sekolahnya diwajibkan membaca minimal 25 buku sastra kelas
dunia dari 4 bahasa itu.
3. Mereka
diwajibkan membuat sekurang-kurangnya 100 tulisan, baik ilmiah maupun karya
sastra.
Lihat
buku-buku besar bacaan Sukarno-Hatta waktu masih di HBS di file "Rahasia
Keunggulan Para Tokoh Besar". Menguasai bahasa asing, seperti Inggris,
berarti menguasai bahasa ilmu pengetahuan dunia. Menguasai 4 bahasa, berarti
mempunyai akses dan menyerap ilmu pengetahuan besar jauh lebih banyak.
Bagaimana
anak Indonesia sekarang?
Menurut
budayawan Taufik Ismail (Kompas, 4 Desember 2007), anak-anak sekarang paling
hanya membuat 1 tulisan setahun. Jumlah bacaannya pun sudah begitu sedikit, dan
mungkin mereka tidak pernah sekalipun pernah membaca buku dalam bahasa Inggris,
apalagi bahasa lainnya. Dan harga buku sekarang juga sangat mahal, selain itu
akses pada buku-buku pengetahuan yang bagus pun sangat terbatas. Dan jangankan
menguasai 4 bahasa sekaligus, 1 bahasa Inggris saja sekarang sudah pas-pasan.
Salahsatu
kunci Kebangkitan Eropa, Renaissance, adalah penemuan Mesin Cetak Gutenberg.
Akibat Mesin Cetak ini, buku menjadi jauh lebih murah dan mudah didapat di
seluruh Eropa. Apa hasilnya? Ini menciptakan terjadinya Revolusi Besar terhadap
akses Eropa kepada seluruh pengetahuan terunggul dunia. Seluruh Eropa dilanda
demam membaca, dan proses belajar serta kecerdasan Eropa akhirnya melampaui
bangsa-bangsa lainnya. Eropa menguasai dunia.
Jepang di
jaman kebangkitannya, Restorasi Meiji, mengimpor habis-habisan teknologi
Revolusi Industri dari Barat (Eropa dan Amerika). Tapi sebelum itu, mereka
mengimpor habis-habisan beragam buku tentang peradaban Barat, sejarah, proses
pembelajaran, sains, dan teknologinya. Dengan pengetahuan yang luas, penyerapan
teknologi baru di Jepang jauh lebih mudah. Mereka bahkan punya badan khusus
untuk mempelajari buku-buku Barat, "Bansho Shiraibesho", Institut
Penelitian Buku Asing.
Mukjizat
terbesar yang diberikan Allah kepada umat manusia adalah ilmu, yang kemudian
terangkum, dalam sebuah buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar