Ø ZAMAN RASULLULAH
Pertumbuhanilmu pengetahuan telah terjadi
sejak Rasulullah
mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al – alaq ayat 1 -
5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam wahyu tersebut
terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa hakikat ilmu
datangnya
dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa – apa. Kata Iqra’
pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam, seperti
menelaah, mendalami,
meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks.
Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang
ilmu-ilmu pokok
tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu –
ilmu
lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat
itu
pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya
dasar
– dasar ilmu tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah.
Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar,
Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu
Tsabit, Abu
Musa Al-’Asy’ari dan Abdullah bin Zubair. Dan dari kalangan khalifah empat
yang
paling banyak
dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW,
sekaligus murid
dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah
Al-Qur’an. Dia adalah
sahabat yang paling pandai/tahu tentang tafsir Al-Qur’an. Dia mempunyai
biografi
yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal
penggalian
secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.
Selain para ahli tafsir, kaum yang berjasa dalam perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman
rasulullah yaitu kaum sufi (ahli ilmu). Kaum sufi yaitu kaum yang
menyebarkan ajaran
islam ke berbagai
belahan dunia. Pada zaman
rasulullah, mereka mempelajari al-Quran
secara langsung dengan Rasulullah s.a.w. mereka adalah orang-orang yang
menyediakan
dirinya semata-mata untuk Allah s.w.t dan Rasul-Nya.
Ø PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA BANI UMAYYAH
Pada zaman bani Umayyah ada tiga gerakan yang berkembang dengan sendirinya,
yaitu :
•Gerakan Ilmu Agama, karena didorong semangat agama sendiri yang sangat
kuat pada waktu itu.
•Gerakan Filsafat, karena ahli agama di akhir bani Umayyah mempergunakan
filsafat untuk melawan Yahudi dan Nasrani.
•Gerakan Sejarah, karena ilmui-ilmu agama memerlukan riwayat.
A. GERAKAN ILMU AGAMA
a. Ilmu Qiraat, yaitu ilmu cara membaca Al-Qur'an. Orang yang pandai
membaca Al-Qur'an disebut Qurra. Pada zaman ini pula yang memunculkan tujuh
macam bacaan Al-Qur'an yang terkenal dengan " Qiraat Tujuh "
b. Ilmu Tafsir, ilmu yang berusaha untuk memberikan penafsiran terhadap
ayat-ayat Al-Qur'an dengan tujuan untuk menghasilkan hukum dan undang-undang.
Ahli tafsir yang pertama yaitu Ibnu Abbas, seorang shahabat terkenal yang wafat
pada tahun 68 H.
c. Ilmu Hadits, Untuk membantu di dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an.
Karena terdapat banyak hadits maka timbullah usaha untuk mencari riwayat dan
sanad yang hadits yang akhirnya menjadi Ilmu Hadits dengan segala
cabang-cabangnya.
Para ahli hadits yang terkenal pada zaman ini adalah :
1. Abu Bakar bin Muhammad bin
Ubaidillah bin Zihab Az-Zuhri ( W. 123 H ).
2. Ibnu Abi Malikiah, yaitu
Abdulloh bin Abi Malikiah ( W. 119 H ).
d. Ilmu Nahwu, yaitu ilmu tentang perubahan bunyi pada kata-kata yang
terdapat di dalam Al-Qur'an.Pengarang ilmu nahwu yang pertama dan membukukannya
seperti halnya sekarang, yaitu Abu Aswad Ad-Dualy ( W. 69 H ).
e. Ilmu Jughrofi. Tentang ilmu jughrofi sekalipun bukan berasal dari bangsa
arab, namun bangsa Arab muslim telah membuat ilmu ini menjadi satu ilmu yang
tersendiri oleh karena tiga sebab :
1.Al-Haj yang menjadi salah satu rukun Islam. Untuk menunaikan rukun haji
kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia harus mengetahui ilmu bumi.
2. Al-Ilmu. Kewajiban menuntut
ilmu bagi kaum muslimin, mengharuskan mereka melakukan Rihlah Ilmiyah untuk
menuntut ilmu, hal mana mengharuskan kaum muslimin mengetahui ilmu bumi.
3. Dakwah. Keharusan berdakwah
dan berjihad untuk mengembangkan Islam, juga mengharuskan kaum muslimin
mengetahui ilmu bumi.
Sedangkan ilmu-ilmu yang di salin dari bahasa Asing ke dalam bahasa Arab
dan di sempurnakan untuk kepentingan keilmuan umat Islam dikelompokan dalam
Al-Ulumud Dakhilah yang terdiri dari :
1. Ilmu Kima. Khalifah Yazid
bin Yazid bin Mua'wiyah adalah yang menyuruh penerjemahannya ke dalam bahsa
Arab.Beliau mendatangkan beberapa orang Romawi yang bermukim di Mesir, di
antaranya Maryanis seorang pendeta yang mengajarkan ilmu kimia. Penerjemahan ke
dalam bahasa Arab dilakukan oleh Isthafun.
2. Ilmu Bintang. Masih dalam
masa Kholid bin Walid, beliau sangat menggemari ilmu ini sehingga dikeluarkan
sejumlah uang untuk mempelajari dan membeli alat-alatnya. Karena gemarnya
setiap akan pergi ke medan perang selalu dibawanya ahli ilmu bintang.
3. Ilmu Kedokteran. Penduduk
Syam di jaman ini telah banyak menyalin bermacam ilmu ke dalam bahasa Arab
seperti ilmu-ilmu kedokteran, mislanya karanganm Qis Ahrun dalam bahasa Suryani
yang disalin ke dalam bahasa Arab oleh Masajuwaihi.
B. GERAKAN FILSAFAT
Gerakan filsafat muncul di akhir zaman bani Umayyah untuk melawan pemikiran
Yahudi dan Nasrani.
Ilmu kalam dalam perkembangannya menjadi ilmu khusus yang membahas tentang
berbagai macam pola pemikiran yang berbeda dari ajaran Islam sendiri, karena
dalam Al-Qur'an terdapat banyak ayat yang memerintahkan untuk membaca,
berfikir, menggunakan akal dan sebagainya yang kesemuanya mendorong umat Islam,
terutama para ahlinya untuk berfikir mengenai segala sesuatu guna mendapatkan
kebenaran dan kebijaksnaan.
C. GERAKAN SEJARAH
Pada zaman bani Umayyah gerakan sejarah menghasilkan tarikh yang terbagi
dalam dua bidang besar :
• Tarikh Islam, yaitu tarikh
kaum muslimin dengan segala perjuangannya, riwayat hidup pemimpin-pemimpin
mereka. Sumber tarikh dalam bidang ini adalah dari amal perbuatan mereka
sendiri.
• Tarikh umum, yaitu tarikh
bangsa-bangsa lain yang dipelajari dan disalin dengan sungguh-sungguh sejan
zaman bani Umayyah. Hal ini karena kholifah mereka termasuk orang-orang yang
paling gemar untuk mengetahui orang-orang ternama dari tarikh bangsa lain.
Ø Kekhalifahan Abbasiyah
Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah (Arab: العبّاسدين, al-Abbāsidīn) adalah kekhalifahan kedua Islam
yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang
pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan
dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini berkuasa
setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukan semua wilayahnya kecuali
Andalusia. Bani Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad
yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu
mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim. Berkuasa mulai tahun 750 dan
memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad.
Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun
Ar-Rasyid Rahimahullah (786-809 M) dan puteranya al-Ma'mun (813-833 M).
Kekayaan negara banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan sosial, dan
mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masanya
sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian
umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya.
Bangsa-bangsa itu
memberi saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh
Persia, sebagaimana sudah disebutkan, sangat kuat di bidang pemerintahan.
Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat
dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika
dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan
dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
• Gerakan
terjemahan yang berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa khalifah
al-Manshur hingga Harun Ar-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan
adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung
mulai masa khalifah al-Ma'mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga
berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas.
Bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.
Imam-imam madzhab
hukum yang sempat hidup pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama. :
- Imam Abu Hanifah Rahimahullah (700-767 M)
- Imam Syafi'i Rahimahullah (767-820 M), dan Imam Ahmad ibn Hanbal Rahimahullah (780-855 M)
- Imam Malik Rahimahullah (713-795 M)
- Abu Yusuf, menjadi Qadhi al-Qudhat di zaman Harun Ar-Rasyid
Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan
umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah.
- Dalam bidang astronomi Al-Farghani, yang dikenal di Eropa dengan nama Al-Faragnus, menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
- Dalam kedokteran dikenal nama ar-Razi dan Ibnu Sina. Ar-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles
- Dalam bidang optikal Abu Ali al-Hasan ibn al-Haitsami, yang di Eropa dikenal dengan nama Alhazen, terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat.
- Dalam bidang kimia, terkenal nama Jabir ibn Hayyan. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu
- Dalambidang matematika terkenal nama Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang menciptakan ilmu aljabar.
- Dalam bidang filsafat, antara lain al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar